09.28

Gakkou dan Seifuku

Diposting oleh Team JAPANpedia





Bangsa Jepang dikenal sebagai suatu bangsa yang sangat mementingkan pendidikan. Tak heran jika kemudian mereka rata-rata memiliki keahlian atau kepintaran yang cukup menonjol. Nah, sebenarnya bagaimana sih cara mereka belajar, dan apa pula hal yang menarik dari sistem pendidikan Jepang ? Berikut akan kami bahas sedikit ...

Sekolah [gakkou] di Jepang ternyata belum benar-benar ada pada masa sebelum Meiji. Sebelum era Edo, yang ada di Jepang adalah 'sanggar' dimana terdapat pengajar [guru] dan para muridnya, yang bukan hanya berkumpul saat belajar, melainkan mereka tinggal dan hidup bersama selama masa sekolah.

Baru pada saat era Meiji mulai diberlakukan sistem pendidikan seperti Barat. Namun saat itupun ada pemisahan antara murid wanita dan pria. Uniknya, hingga saat itu, semua murid masih menggunakan kimono sebagai seragamnya.

Seragam [seifuku] yang banyak kita lihat di anime-manga dan juga di dorama, yaitu yang berbentuk seragam sailor untuk wanita, dan kemeja hitam berkerah chume eri. Ini baru diberlakukan pada akhir jaman Taisho. Bentuknya sendiri adalah hasil modifikasi dari pakaian Barat. Mereka melihat bentuk seragam sailor terlihat lucu, dan memang banyak digunakan oleh anak-anak keluarga bangsawan Eropa. Sekaligus juga menunjukkan semangat yang tinggi.
Hingga saat ini, faktor bentuk seragam, menjadi daya tarik yang cukup besar untuk memilih suatu sekolah. Terutama bagi murid perempuan. Selain, tentu saja, kualitas pendidikan dari suatu sekolah. Pada umumnya, sekolah swasta memiliki bentuk seragam yang lebih bagus dan variatif. Sedangkan di sekolah negeri, biasanya seragam mereka lebih sederhana. Bahkan bagi sekolah-sekolah negeri di daerah, kadang memiliki bentuk seragam yang sama untuk suatu daerah. Sekarang ini timbul fenomena unik. Karena angka kelahiran anak di Jepang makin kecil, maka sekolah negeri pun mulai memperhatikan berbagai hal untuk tetap bisa menarik banyak siswa. Selain dengan faktor lebih murahnya biaya sekolah [sekolah swasta bisa lebih mahal 10 kali lipat dibandingsekolah negeri], mereka pun mulai membuat model seragam yang terlihat bagus dan menarik.

Dalam satu sekolah pun, sebetulnya murid bisa 'memilih' seragamnya sendiri. Biasanya memiliki beberapa mode variatif, yang satu sama lain memang hampir mirip. Yang biasanya sama persis adalah bahan kain, warna kain, lambang sekolah dan badge nama siswa. Sedangkan jumlah seragam resmi tiap sekolah, minimal ada 3 jenis setelan atas, yang disesuaikan penggunaannya dengan musim. Pada musim semi dan gugur, biasanya perempuan menggunakan kemeja tangan panjang, ditambah vest. Demikian juga untuk murid pria. Sedangkan pada musim panas, mereka biasanya menggunakan kemeja saja, bahkan terkadang tangan pendek. Barulah pada musimdingin semua menggunakan kemeja bertangan panjang, yang dilengkapi jas/mantel. Mengenai warnanya, untuk musim panas mereka menggunakan warna atasan putih. Dan pada musim dingin menggunakan warna yang gelap. Meski tak ada patokan warna gelap, tapi umumnya semua menggunkan warna navy blue [biru gelap], sebagai warna favorit untuk seragam Jepang. Dan tambahan sepatu hitam yang seragam. Bagaimana variasinya, dapat kamu lihat pada gambar-gambar yang kami tampilkan. Meski sebagian dibawakan oleh model, atau bahkan diambil dari adegan suatu drama atau movie, namun kira-kira memang demikian keragamannya. Bahkan karena bentuknya yang mirip, kadang sulit membedakan antara seragam pelajar SMP dan SMA. Apalagi jika m ereka berasal dari kompleks sekolah yang sama.


Sistem sekolah di Jepang belakangan ini mengalami perubahan. Selain hari libur nasional, mereka juga tidak bersekolah pada hari Sabtu. Ini dikarenakan pihak pemerintah menilai, para pelajar selama ini telah belajar secara keras, dan kurang bisa menikmati masa muda mereka. Namun keputusan ini bukannya tak mendapat tentangan, karena bagi sebagian orang tua, ini dianggap sebagai bentuk kemalasan. Mereka merasa dirugikan karena khawatir anaknya nanti tidak bisa bersaing masuk ke perguruan tinggi yang baik. Karena itu, kadang mereka tetap mengharuskan anaknya untuk belajar di tempat les tambahan. Padahal memang jika diperhatikan, para siswa sudah cukup jenuh belajar, mulai dari jam 08.30 hingga sore hari, setiap harinya mereka bersekolah.

Bicara soal masa sekolah, sistem di Jepang tak berbeda dengan yang di Indonesia. Mulai dari tingkat TK hingga program pasca sarjana, waktu studinya kira-kira sama. Yang membedakan adalah usaha yang ditekankan sejak mereka TK. Saat itupun mereka sudah ditanamkan secara keras untuk berusaha mendapat nilai yang baik. Karena dengan itu, mereka akan memperoleh peluang lebih besar untuk bisa masuk ke sekolah yang baik nantinya. Biasanya sekolah atau universitas yang baik, memiliki juga jenjang TK, SD, SMP dan SMU. Jika sejak kecil sudah masuk sekolah itu, maka peluang masuk universitas terbaik akan semakin besar.

Yang agak berbeda dengan di sini adalah pembagian semester dan waktu libur. Tahun ajaran baru dimulai pada bulan April hingga pertengahan Juli. Kemudian mereka mendapat liburan musim panas yang panjang. Sekolah baru dimulai kembali pada bulan September, yang berlangsung hingga 24 Desember. Lalu semester 3 dimulai kembali pada tanggal 7 Januari, berlangsung hingga 20 Maret. Demikian seterusnya yang berlaku untuk jenjang TK hingga SMU.

Pada tingkat universita, hanya terbagi menjadi 2 semester saja, namun tetap memberikan liburan musim panas yang panjang bagi mahasiswanya. Yang agak luar biasa adalah biaya kuliah untuk per semester di Jepang. Rata-rata, untuk universitas negeri, seseorang harus mengeluarkan uang sejumlah 30 juta rupiah, hanya untuk biaya mata kuliah saja. Bahkan jika masuk universitas swasta yang baik, biaya itu bisa melipat hingga 10 kalinya! Itulah sebabnya juga, saat perekonomian Jepang menghadapi masa krisis saat ini, cukup banyak siswa yang memutuskan untuk langsung mencari kerja setamat dari SMA. Atau hanya melanjutkan studi ke jenjang Diploma. Karena toh lulusan Sarjana pun saat ini sama-sama menghadapi kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Namun, tidak seperti di Indonesia yang menerapkan batas usia untuk belajar, maka di Jepang terdapat beberapa sekolah atau universitas yang masih secara aktif menerima murid yang 'lebih tua' untuk belajar dan menjalani ujian kesetaraan guna mendapat ijasah. Atau juga sekolah-sekolah malam bagi mereka yang bekerja sepanjang siang. Kasus unik yang pernah terjadi adalah adanya seorang nenek yang mengambil pelajaran di SD untuk mendapatkan ijasah. Inilah salah satu bukti semangat orang Jepang.

Hal lain yang unik pada sekolah Jepang adalah keberadaan klub ekstra kulikuler, yang biasa disebut bukatsu. Ini memang bukan kegiatan wajib, namun hampir semua siswa mengambil bagian di dalamnya. Selain karena jika bisa masuk klub favorit, juga mereka akan mendapat 'nilai tambahan' sebagai modal masuk ke universitas. Bukatsu dapat terdiri dari berbagai klub, mulai dari olahraga [yang menjadi favorit adalah baseball, yudo, kendo dan basket], bahasa, kerajinan, paduan suara, komputer, pecinta buku, bahkan hingga klub anime-manga. Setiap tahunnya mereka melakukan banyak eksebisi atau pertandingan antar sekolah, bahkan hingga tingkatan nasional. Karena itu, untuk tim-tim olahraga, mereka melakukan latihan setiap hari selepas waktu sekolah.

Selain masa permulaan sekolah, maka ada 2 momen lain yang dianggap khusu bagi para siswa. Yaitu hari Valentine dan hari kelulusan [graduation]. Seperti gambaran pada anime-manga, maka yang terjadi di hari Valentine pun tidak berbeda jauh pada kenyataannya. Sedangkan saat kelulusan adalah waktu berpisah dengan teman-teman dan para guru, meninggalkan sekolah yang penuh kenangan. Meski biasanya tidak diadakan acara khusus, namun tetap ini menjadi momen yang paling berkesan pada setiap murid. Selepas itu, mereka akan memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, dan bersaing dengan banyak siswa lainnya untuk mendapatkan 'bangku' di sekolah terbaik.

Memang banyak hal menarik pada sekolah Jepang, namun kerasnya persaingan dan mahalnya biaya sekolah, juga menjadi bagian yang tak terlepaskan
dari kehidupan para siswa ini. So, ada yang tertarik untuk bersekolah di Jepang ?

1 komentar:

lia mengatakan...

makasih infonya menambah pengetahuan sekali

ukuran bucket excavator pc200

Posting Komentar

Facebook Live Stream